Catatan
Singkat Perjalanan Kapal Pemuda Nusantara Sail Tomini 2015
(Oleh Saipan, Sopian Dan Pemuda
Se-Nusantara)
Alhamdulillah syukur kepada Alloh Azzawajalla saya
diberi kesempatan mewakili propinsi RIAU untuk mengikuti kegiatan Kapal Pemuda
Nusantara tgl 26 Agustus sampai 26
Oktober dan terlantun dalam hati sepanjang mengikuti pelayaran Sail Tomini 2015
ini. Sungguh merupakan pengalaman yang langka dan berharga bisa menjadi bagian
dari Kapal Pemuda Nusantara (KPN) mengarungi samudera mengelilingi Indonesia.
Menyusuri pesona – pesona yang selama ini tertutup tabir. Pulau – pulau terdepan
yang sering kali terlupakan, terisolir, bahkan identik dengan kemiskinan.
Disini, di kapal perang perang kebanggaan bangsa KRI Bintuni. Merupakan saksi
bisu dimana insan – insan muda bangsa ingin belajar mengenai kebaharian,
kemanusian, keragaman, dan kepedulian sebagai kaum penerus bangsa.
Pelayaran Kapal Pemuda Nusantara (KPN) / Lintas
Nusantara remaja Pemuda Bahari (LNRPB)merupakan sebuah program tahunan dari
Kementerian Pemuda dan Olahraga Republik Indoensia (Kemenpora). Kegiatan
tersebut terintegrasi dengan program unggulan dari Kemenko Pengembangan Manusia
dan Kebudayaan Republik Indoesia yaitu Sail Tomini 2015. Berkerja sama dengan
TNI Angkatan Laut sebagai Pembawa Satuan Tugas (SATGAS) yang mengkoordinasi
pelayaran selama kegiatan KPN berlangsung. Dengan jumlah peserta sebanyak 272
orang yang terdiri dari masing – masing utusan Dispora 34 provinsi, utusan
Kemenko PMK, utusan Kemenpora, utusan Kemenristekdikti, utusan PMI, dan utusan
dari 4 negara sahabat di ASEAN.
Kegiatan
Sail Tomini tahun ini merupakan yang ke 7 yang sebelumnya dilaksanakan di Raja
Ampat provinsi Papua. Namun ada yang berbeda dari tahun lalu, tahun ini peserta
KPN dan PELANTARA menggunakan kapal dan melewati jalur pelayaran berbeda.
Sedangkan tahun lalu peserta pelayaran KPN digabung dengan Pelayaran Lingkar
Nusantara (PELANTARA) dari Pramuka Sakabahari. Kapal yang digunakan untuk
peserta KPN ialah KRI Teluk Bintuni dan untuk peserta PELANTARA menggunakan KRI
Makasar. Selain dua kapal tersebut untuk memeriahkan kegiatan pelayaran
nusantara, pihak Kemenkes dan Kemensos juga memiliki program BHAKESTRA dengan
menggunakan kapal KRI dr. Soeharsi. Jadi total kapal yang berlayar pada acara
sail tahun ini berjumlah 3 kapal.
KRI Teluk Bintuni dengan nomor lambung 520 jenis
kapal perang pengangkut Tank dan merupakan hasil produksi dalam negeri. Kapal
ini mampu mengangkut muatan lebih dari 300 orang pasukan dan mampu menampung 10
unit tank angkatan darat. Pelayaran kali ini merupakan pelayaran dengan
lintasan terjauh sampai saat ini. Dengan kecepatan berkisar 13 knot, kapal KRI
Teluk Bintuni ini berhasil melakukan pelayaran selama 30 hari. Dengan rute
pelayaran Jakarta – Kota baru – Pulau Siau – Pulau Tahuna – Pulau Melonguane –
Pulau Ternate – Parigi Moutong – Pulau Muna – dan kembali ke Jakarta. Dari rute
diatas, lokasi acara puncak diadakan di Parigi Moutong. Termasuk meeting point dengan PELANTARA dan
BHAKESTRA.
Setiap tempat singgah yang dikunjungi menyuguhkan cerita
dan cakrawalah yang berbeda-beda dan unik satu dengan yang lainnya. Bagaimana
tidak, dibalik terpelosoknya pulau-pulau ini menyimpan banyak keeksotisan
panorama alam, budaya, kerukunan, gotong royong, dan keceriaan yang tak akan
pernah terbayangkan sebelumnya. Meskipun mereka masyarakat kepulauan, namun
semangat juang untuk mempertahankan kesejahteraan sangat mudah terlihat dari
raut dan sinar pancaran wajah. Keceriaan anak-anak sekolah yang selalu menjadi
penyambut yang bersemangat ketika kami bersinggah. Kotabaru dengan ke ragaman
makanan khasnya. Pulau Siau dengan Pesona pijaran gunung Karangetangnya seakan
ingin menunjukan kemegahannya. Tahuna, dengan panorama dunia bawah laut yang
sangat memukau, Pulau Melonguane, tempat terdepan dari tempat-tempat yang
dikunjungi merupakan tempat para kesatria nasionalis penjaga keutuhan wilayah
NKRI. Ternate, kota seribu masjid yang terkenal dengan batu akiknya yang
mendunia. Pusat kejayaan peradaban masa lampau yang tidak banyak orang ketahui,
salah satu kerajaan islam terbesar di nusantara nan gagah perkasa. Parigi
moutong, kabupaten dengan berbagai potensinya yang siap menyongsong dunia
pariwisata kemaritiman Indonesia. Kemudian tempat persinggahan terakhir, yaitu
di pulau Muna, Pulau yang menyajikan kebudayaan yang masih kental. Masyarakat yang
sederhana dan dengan potensi kebaharian yang sangat besar.
Pesona
Indonesia, karya Tuhan yang tiada bandingannya, merajut sejuta harapan dan
kesejahteraan adalah tugas kita selamanya. Sebagai bangsa yang merdeka.
PEMUDA…
MAJU
OLAHRAGA….
JAYA
SIAPA
KITA…. INDONESIA
Tidak ada komentar:
Posting Komentar