Sabtu, 12 November 2016

Catatan Singkat Kisah Pengalaman Pelayaran Program Kapal Pemuda Nusantara Sail Tomini 2015

Catatan Singkat Perjalanan Kapal Pemuda Nusantara Sail Tomini 2015
      (Oleh Saipan, Sopian Dan Pemuda Se-Nusantara)

Alhamdulillah syukur kepada Alloh Azzawajalla saya diberi kesempatan mewakili propinsi RIAU untuk mengikuti kegiatan Kapal Pemuda Nusantara tgl 26 Agustus  sampai 26 Oktober dan terlantun dalam hati sepanjang mengikuti pelayaran Sail Tomini 2015 ini. Sungguh merupakan pengalaman yang langka dan berharga bisa menjadi bagian dari Kapal Pemuda Nusantara (KPN) mengarungi samudera mengelilingi Indonesia. Menyusuri pesona – pesona yang selama ini tertutup tabir. Pulau – pulau terdepan yang sering kali terlupakan, terisolir, bahkan identik dengan kemiskinan. Disini, di kapal perang perang kebanggaan bangsa KRI Bintuni. Merupakan saksi bisu dimana insan – insan muda bangsa ingin belajar mengenai kebaharian, kemanusian, keragaman, dan kepedulian sebagai kaum penerus bangsa.
Pelayaran Kapal Pemuda Nusantara (KPN) / Lintas Nusantara remaja Pemuda Bahari (LNRPB)merupakan sebuah program tahunan dari Kementerian Pemuda dan Olahraga Republik Indoensia (Kemenpora). Kegiatan tersebut terintegrasi dengan program unggulan dari Kemenko Pengembangan Manusia dan Kebudayaan Republik Indoesia yaitu Sail Tomini 2015. Berkerja sama dengan TNI Angkatan Laut sebagai Pembawa Satuan Tugas (SATGAS) yang mengkoordinasi pelayaran selama kegiatan KPN berlangsung. Dengan jumlah peserta sebanyak 272 orang yang terdiri dari masing – masing utusan Dispora 34 provinsi, utusan Kemenko PMK, utusan Kemenpora, utusan Kemenristekdikti, utusan PMI, dan utusan dari 4 negara sahabat di ASEAN.
Kegiatan Sail Tomini tahun ini merupakan yang ke 7 yang sebelumnya dilaksanakan di Raja Ampat provinsi Papua. Namun ada yang berbeda dari tahun lalu, tahun ini peserta KPN dan PELANTARA menggunakan kapal dan melewati jalur pelayaran berbeda. Sedangkan tahun lalu peserta pelayaran KPN digabung dengan Pelayaran Lingkar Nusantara (PELANTARA) dari Pramuka Sakabahari. Kapal yang digunakan untuk peserta KPN ialah KRI Teluk Bintuni dan untuk peserta PELANTARA menggunakan KRI Makasar. Selain dua kapal tersebut untuk memeriahkan kegiatan pelayaran nusantara, pihak Kemenkes dan Kemensos juga memiliki program BHAKESTRA dengan menggunakan kapal KRI dr. Soeharsi. Jadi total kapal yang berlayar pada acara sail tahun ini berjumlah 3 kapal.
KRI Teluk Bintuni dengan nomor lambung 520 jenis kapal perang pengangkut Tank dan merupakan hasil produksi dalam negeri. Kapal ini mampu mengangkut muatan lebih dari 300 orang pasukan dan mampu menampung 10 unit tank angkatan darat. Pelayaran kali ini merupakan pelayaran dengan lintasan terjauh sampai saat ini. Dengan kecepatan berkisar 13 knot, kapal KRI Teluk Bintuni ini berhasil melakukan pelayaran selama 30 hari. Dengan rute pelayaran Jakarta – Kota baru – Pulau Siau – Pulau Tahuna – Pulau Melonguane – Pulau Ternate – Parigi Moutong – Pulau Muna – dan kembali ke Jakarta. Dari rute diatas, lokasi acara puncak diadakan di Parigi Moutong. Termasuk meeting point dengan PELANTARA dan BHAKESTRA.
Setiap tempat singgah yang dikunjungi menyuguhkan cerita dan cakrawalah yang berbeda-beda dan unik satu dengan yang lainnya. Bagaimana tidak, dibalik terpelosoknya pulau-pulau ini menyimpan banyak keeksotisan panorama alam, budaya, kerukunan, gotong royong, dan keceriaan yang tak akan pernah terbayangkan sebelumnya. Meskipun mereka masyarakat kepulauan, namun semangat juang untuk mempertahankan kesejahteraan sangat mudah terlihat dari raut dan sinar pancaran wajah. Keceriaan anak-anak sekolah yang selalu menjadi penyambut yang bersemangat ketika kami bersinggah. Kotabaru dengan ke ragaman makanan khasnya. Pulau Siau dengan Pesona pijaran gunung Karangetangnya seakan ingin menunjukan kemegahannya. Tahuna, dengan panorama dunia bawah laut yang sangat memukau, Pulau Melonguane, tempat terdepan dari tempat-tempat yang dikunjungi merupakan tempat para kesatria nasionalis penjaga keutuhan wilayah NKRI. Ternate, kota seribu masjid yang terkenal dengan batu akiknya yang mendunia. Pusat kejayaan peradaban masa lampau yang tidak banyak orang ketahui, salah satu kerajaan islam terbesar di nusantara nan gagah perkasa. Parigi moutong, kabupaten dengan berbagai potensinya yang siap menyongsong dunia pariwisata kemaritiman Indonesia. Kemudian tempat persinggahan terakhir, yaitu di pulau Muna, Pulau yang menyajikan kebudayaan yang masih kental. Masyarakat yang sederhana dan dengan potensi kebaharian yang sangat besar.
Pesona Indonesia, karya Tuhan yang tiada bandingannya, merajut sejuta harapan dan kesejahteraan adalah tugas kita selamanya. Sebagai bangsa yang merdeka.
PEMUDA… MAJU
OLAHRAGA…. JAYA
SIAPA KITA…. INDONESIA
NKRI…. HARGA MATI






                                                                                                                             

Tidak ada komentar:

Posting Komentar